Vilfredo
Pareto dikenal sebagai pendukung paradigma fungsionalisme, karir sosiologinya
menanjak setelah dia menawarkan model masyarakat berkeseimbangan
yang sangat mempengaruhi tokoh fungsionalisme modern Talcot Parsons. Pareto
mewarisi tradisi positivisme, dimana sosiologi harus masuk dalam disiplin
empirisme lewat metode logika eksperimental dengan penyelidikan yang didasarkan
pada pengalaman dan pengamatan. Pareto percaya bahwa masyarakat alami adalah
masyarakat yang berkeseimbangan dan dinamis. Berbeda dengan Comte dan Spencer
yang melihat masyarakat berevolusi secara linear, menurut Pareto evolusi
masyarakat lebih unilinear. Vifredo Pareto telah membuat teori dalam yang
dianggap sebagai eksperimental sosial. Sosiologinya didasarkan pada eksperimen
tehadap tindakan-tindakan, eksperimen terhadap fakta-fakta, dan rumus-rumus
matematis. Dalil-dalil yang umum, kata Pareto hendaknya dibentuk atas dasar
metode induksi. Menurut dia, masyarakat merupakan sistem kekuatan yang seimbang
dan keseimbangan tersebut tergantung pada ciri-ciri tingkah laku dan
tindakan-tindakan manusia tergantung dari keinginan-keinginan serta
dorongan-dorongan dalam dirinya.
Seorang
teoritikus, Vilfredo Pareto mengemukakan konsep-konsep baru yang terkenal
dengan teori “Circulation of the Elites”
yaitu kelompok kecil dari orang-orang elit dalam sebuah komunitas ternyata
memiliki pengaruh besar pada sebagian besar populasi. Sedangkan mempelajari apa
yang disebut “sirkulasi elit” dalam sistem politik, memprediksi kekuatan yang
mungkin bergeser dari satu kelompok kecil yang lain, tetapi kehidupan
masyarakat akan tetap sama. Ia juga mengemukakan konsep "Pareto
Optimum" membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Konsep
"Circulation of the Elites"
digunakan untuk memperbaharui konsep Marxisme yang mengagungkan kekuatan masyarakat.
Vilfredo
Pareto (1848-1923) dalam bukunya The Mind
and Society mencoba menyangkal Marxisme dengan jalan mengakui eksistensi
dari kelas penguasa (the ruling class)
atau kelompok elit. Dia memberikan alasan sebagai berikut: kaum elit tidak
perlu mendapatkan posisinya berkat supremasi ekonomisnya, dan bahwa perubahan
sosial dan perubahan politik akan terjadi oleh adanya sirkulasi dari kaum
elitnya yang tidak perlu didukung oleh faktor-faktor ekonomi. Elit politik
adalah suatu kaum minoritas (oligarki) yang selalu aktif dalam kelompok,
sedangkan kaum mayoritas cenderung tidak aktif. Dalam hal ini jelas terdapat
batas dan pembagian antara yang berkuasa dan yang dikuasai, antara minoritas
politik dan mayoritas politik. Menekankan bahwa komposisi kelas berkuasa atau
elit politik itu dapat berubah pada suatu periode waktu, yaitu melalui perekrutan
anggota-anggota dari non-elit, atau dengan jalan melaksanakan pembentukan
elit-tandingan. Suatu proses yang disebut oleh Pareto sebagai “sirkulasi elit”
dan dia menyatakan bahwa hubungan antara minoritas dan mayoritas pada pokoknya adalah serupa dalam masyarakat.
Dalam
bidang kekuasaan politik, teori yang dimaksud dapat disebut ideologi penguasa
atau ideologi elite. Bagi ahli teori elite, seperti ahli sosiologi klasik
Vilfredo Pareto, penggunaan kekuasaan sebagian besar tergantung kepada
kemampuan elite untuk membentuk suatu ideologi yang dapat memanipulasi massa.
Menurut Pareto, teori liberal mengenai
demokrasi parlementer memberi gambaran tentang bentuk ideologi yang
menjadi kedok dari dominasi elite. Pareto, seorang liberal yang dikecewakan dan
kemudian menjadi pendukung Mussolini mungkin agak sinis, tetapi pernyataan
bahwa demokrsi parlementer dalam kenyataannya menjadi kedok dari peranan
kelompok elite, mengundang perhatian yang serius. Tidaklah luar biasa jika
terdengar bahwa anggota parlemen menyatakan karena mereka adalah wakil rakyat
yang dipilih secara demokratis, mereka tidak harus bertanggung jawab terhadap
anggota-anggota partainya atau terhadap siapapun. Pemilihan secara demokratis
mengabsahkan kekuasaan politikus. Baik dari pandangan elite maupun konsensus,
pemilihan melimpahkan kekuasaan kepada orang yang terpilih. Jika menurut
teoritis konsensus kekuasaan kepada orang yang terpilih. Jika menurut teoritis
konsensus kekuasaan ini cenderung dipergunakan untuk kesejahteraan umum, maka
menurut teoritisi elite kekuasaan dipergunakan semata-mata unntuk kepentingan
kaum elite. Menurut Pareto, beberapa partai yang bersaing dalam memperebutkan
kedudukan dalam parlemen sebenarnya tidaklah menggambarkan beberapa elite yang
bersaing, tetapi lebih merupakan bermacam-macam wajah dari elite yang tunggal
yaitu elite penguasa. Para elit penguasa tersebut tentunya tergabung dalam
sebuah organisasi yang membutuhkan kerjasama antar penguasa elit. Berdasarkan
pada teori yang dikembangkan oleh Vilvredo Pareto dan C.I. Barnandrd, semua
hubungan organisasi manusia didasarkan pada suatu penghargaan seperti kerjasama
dalam sistem sosial. Beberpa pengamatan atau bahkan penelitian terhadap mesin
dan teknologi yang sebenarnya merupkan bagian dari sistem sosial merupakan hal
yang banyak terjadi dalam suatu organisasi. Itulah teori-teori yang disampaikan
oleh salah satu tokoh sosiologi klasik, Vilfredo Pareto.
Di susun Oleh Nina Althafunnisa
Di susun Oleh Nina Althafunnisa
Assalamu'alaikum sahabat.
BalasHapusTerima kasih postingnya, sangat bermanfaat. Sahabat, saya sedang membutuhkan Teori Vilfredo Pareto. Di buku apa ya saya bisa dapatkan tulisan tentang Teori Vilfredo Pareto. Mungkin sahabat bisa bantun saya.
Terima kasih.
Hormat saya,
Untoro.